Senin, 01 Oktober 2012

INISIASI MENYUSUI DINI, UNTUK KITA DAN BAYI KITA

Inisiasi Menyusui Dini (IMD)



Apakah Inisiasi Menyusui Dini itu??

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir (Dwi Sunar Prasetyono, 2009). Inisiasi menyusui dini (Early initiation) juga bisa diartikan sebagai permulaan kegiatan menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir, dengan usaha sendiri (tanpa disodorkan puting susu ibu). Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli Utami, 2008). Segera setelah lahir, tali pusat bayi dipotong dan bayi dikeringkan dari cairan yang melekat. Kemudian bayi segera diletakkan di atas perut atau dada ibu, dan dibiarkan minimal 30 menit sampai dengan 1 jam, bayi akan merangkak sendiri mencari puting ibu untuk menyusu (Rulina, 2007:1) 



Apa manfaat Inisiasi Menyusui Dini?

WHO dan Unicef merekomendasikan Inisiasi Menyusui Dini untuk membantu menurunkan angka kematian bayi sebelum berusia satu bulan. Pemerintah Indonesia turut mendukung keberlaksanaan program ini. Partisipasi dari masyarakat dan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan sangat diharapkan untuk mensosialisasikan dan mendukung keberhasilan program Inisiasi Menyusui Dini karena IMD memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah : 
  • Mencegah hipotermia pada bayi : dada ibu akan menghangatkan bayi selama bayi merangkak mencari payudara. 
  • Bayi dan ibu menjadi rileks: kontak antara kulit ibu dan bayi membuat perasaan bayi dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stres, sehingga pernapasan dan detak jantung lebih stabil. Bayi menjadi lebih jarang rewel dan menangis. 
  • Imunisasi alami: Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum mulai mengisap puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteri-bakteri baik yang diperlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuh. 
  • Mempererat ikatan batin antara ibu dan anak (Bonding Attachment): Biasanya pada 1 – 2 jam pertama setelah melahirkan, bayi dalam keadaan terbangun. Tetapi setelah itu biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. Oleh karena itu jika inisiasi menyusui dini dilakukan maka kontak antara ibu dan bayi bisa langsung terjadi dan membentuk ikatan batin yang lebih erat. 
  • Mendukung praktik pemberian ASI ekslusif dan mempengaruhi lama menyusui: Inisiasi menyusui dini mendukung keberlangsungan praktik pemberian ASI eksklusif dan memperpanjang lama menyusui. Dengan ASI eksklusif dan lama menyusui yang tepat, bayi akan terjamin pemenuhan gizinya.
  • Merangsang pengeluaran hormon oksitosin: Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, serta emutan dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang membantu refleks pelepasan ASI dari dalam tubuh ibu.
  • Memberikan kolostrum sekaligus membangun kekebalan tubuh bayi: Jika ASI dapat keluar dengan baik, maka bayi akan mendapatkan kesempatan mendapatkan kolostrum yaitu ASI yang pertama kali keluar. Kolostrum adalah ASI yang kaya akan zat kekebalan tubuh. Zat tersebut penting untuk kekebalan tubuh bayi terhadap infeksi, pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini. 
  • Meningkatkan angka keselamatan hidup bayi di usia 28 hari pertama kehidupannya (Ghana, 2004) : IMD dikatakan sebagai langkah penyelamatan kehidupan, karena dengan inisiasi menyusui dini sekitar 23% dari bayi yang meninggal sebelum umur 1 bulan dapat diselamatkan. Berdasarkan penelitian, bayi lahir normal yang diletakkan di perut ibu segera setelah lahir dengan kontak kulit selama setidaknya 1 jam, maka dalam usia 20 menit bayi akan merangkak ke arah payudara, dan usia 50 menit bayi akan mulai menyusu. Sedangkan 50% bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir, tidak akan bisa menyusu sendiri. Sedangkan 100% bayi yang lahir dengan tindakan/obat-obatan dan dipisahkan dari ibu, tidak akan bisa menyusu sendiri. 
  • Perkembangan psikomotorik lebih cepat. 
  • Menunjang perkembangan kognitif 
  • Mencegah perdarahan pada ibu 
  • Mengurangi risiko terkena kanker payudara dan ovarium. (Dewi Cendika & Indarwati, 2010). 



Praktek Inisiasi Menyusui Dini Di Indonesia 

Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan “penyelamatan kehidupan”, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. 

Di Indonesia pelaksanaan IMD disosialisasikan pada saat Pekan ASI se-Dunia tahun 2007. Dalam Asuhan Persalinan Normal (APN) IMD merupakan langkah penting yang harus dilakukan petugas kesehatan dalam membantu proses persalinan (Depkes, 2008). Menurut SDKI (2007) terdapat 95% anak di bawah umur 5 tahun yang pernah mendapat ASI. Namun, persentase anak yang mendapat ASI satu jam pertama setelah lahir sebesar 44% dan 62% yang mendapat ASI dalam hari pertama setelah lahir. Menurut data UNICEF tahun 2009, menyebutkan bahwa angka cakupan praktik inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia dari tahun 2003 hingga 2008 sebesar 39%. 



Apa saja yang mendukung praktik Inisiasi Menyusui Dini?

  • Kesiapan fisik dan psikologi ibu yang sudah dipersiapkan sejak awal kehamilan 
  • Pengetahuan dan informasi yang diperoleh ibu mengenai Inisiasi menyusu dini 
  • Sarana prasarana dan fasilitas tempat bersalin dan kompetensi tenaga kesehatan. 



Apa saja yang menghambat praktik Inisiasi Menyusui Dini?

  • Bayi segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur. 
  • Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain. 
  • Anggapan bahwa kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi
  • Promosi Susu Formula baik di rumah sakit bersalin maupun di tempat praktik bidan

Nah, kita sudah tahu tentang apa itu Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari IMD itu sendiri. Kita sebagai wanita yaitu calon ibu hendaknya memberikan yang teraik bagi buah hati kita kelak. Jadi, berkonsultasilah dengan bidan atau dokter kandungan mengenai IMD dan yakinlah untuk melakukannya. 

IMD untuk kita dan bayi kita.

2 komentar: