Kamis, 02 Februari 2012

Cilacap, Liburan Bersama Sahabat


Ujian berakhir, tapi belum lega karena nilai belum keluar? Liburan dulu yuk.

Minggu kemarin (Jumat, 20/01), rencana berlibur ke kota Cilacap pun terlaksana. Aku, Ria, Novita Merdiana (yang kemudian dipanggil Nomer), Latif dan Dewi Masithoh (Ithoh) memang telah merencanakan untuk menikmati beberapa hari dari libur semester ini di Cilacap. Tujuan kami ke sana yaitu ke rumah Vita, salah satu teman kuliah. Meskipun sebenarnya ada maksud-maksud lain yang terselubung. Hehehe.
Jam 06.00 aku siap berangkat dari Solo menuju Semarang, karena kami sudah janjian untuk berangkat bareng naik Shuttle dari Semarang. Perjalanan Solo-Semarang sekitar 2 jam, diantar pacar. Hehe. Sampai di kosan sekitar jam 08.00 langsung packing ndadak. Kudu buru-buru soalnya Shuttle berangkat jam 10.00. Satu jam packing dan voila, satu tas gendong sama satu handbag yang penuh sesak siap dibawa menuju rumah Vita.

Sekitar jam 09.30 aku dan Ria berangkat ke Kaliwiru, tempat nunggu Shuttle. Sedangkan ketiga temanku yang lain, Nomer, Latif dan Ithoh berangkat dari pos Shuttle di daerah dr.Cipto. Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya Shuttle bertiket 62.500 rupiah itu pun datang. Siap capcus Cilacap.
Semarang, Ambarawa, Temanggung, Magelang, Purworejo. Sudah 3 jam lebih perjalanan dan akhirnya Shuttle istirahat di Kutoarjo. Waktu itu kira-kira jam 14.20. Kami langsung sholat duhur sekaligus jamak Ashar karena takut nanti tidak sempat. Karena istirahat Shuttle Cuma sebentar, kira-kira 20 menit kami memutuskan hanya membeli Pop Mie untuk mengganjal perut. Kasihan si Latif, dia mabok dan nggak mau makan. Setelah cukup kenyang, Shuttle berangkat lagi, baru setengah jalan menuju Cilacap. Perjalanan yang jauh, tapi menyenangkan.

Kebumen, Banyumas dan entah kota-kota kecil yang aku sendiri lupa namanya sudah terlewati. Dan rasanya benar-benar lega sekali setelah melihat gapura besar bertuliskan “Selamat Datang di Kota Cilacap”. Alhamdulillah, akhirnya kami sampai. Sekitar jam 05.30 kita sudah bias beristirahat di rumah Vita. Dan sisa hari itu kami habiskan untuk mengobrol dan segera tidur, mempersiapkan stamina untuk hari berikutnya.
Sabtu (21/01) sekitar jam 09.00 kami berdelapan (ditambah Vita, Mbak Veni dan Mbak Muti) siap berangkat menuju tempat wisata pertama, Pantai Pangandaran. Sudah tersedia 4 motor untuk perjalanan ke Panai yang letaknya di Ciamis itu. Ria dan Latif, Ithoh dan Nomer, aku dan Vita dan terakhir mbak Veni dan mbak Muti sebagai penunjuk jalan. Siap berangkaaaat.

Perjalanan ke Pangandaran benar-benar melelahkan. 3 jam perjalanan dengan jalan yang berbatu dan berbelok-belok. Rasanya pantat ini pegal sekali. Tapi rasanya kembali bersemangat setelah memasuki Kota Ciamis, Jawa Barat. Sayang seribu sayang semangat itu terganggu karena ban motor yang aku naiki dengan Vita bocor. Untung saja TKP tidak jauh dari tempat tambal ban. Perjalanan tertunda kurang lebih setengah jam.

Pantai Pangandaran, Ciamis Jawa Barat
Persis 3 jam perjalanan dan akhirnya, kami sampai di Pantai Pangandaran. Melihat pantai yang landai dengan ombak yang berdebur seakan mengobati keletihan akibat perjalanan. Langsung kami turun ke pantai. Bermain ombak, bermain pasir meskipun saat itu matahari benar-benar di atas kepala. Jepret sana jepret sini. Kami pun mengabadikan moment itu dengan berbagai gaya. Pantai ini luas sekali, landai. Tapi sayang pasirnya hitam, aku sendiri lebih senang dengan pantai berpasir putih. Tapi yang namanya pantai tetap saja menyenangkan untuk didatangi.

Puas bermain-main dan membeli kelapa muda di pinggir pantai, kami memutuskan untuk meninggalkan pantai itu. Sebenarnya kami berencana untuk pergi ke Green Canyon yang hanya sekitar lima belas menit dari Pangandaran. Tapi niat itu terpaksa kami urungkan karena pertimbangan faktor cuaca dan sulitnya medan yang harus kami tempuh untuk pulang nantinya. Sekitar jam 3 sore pun kita pulang. 3 jam kemudian kami sudah sampai di rumah Vita lagi, setelah sebelumnya sempat salah jalan karena mendahului sang penunjuk jalan. Tapi tak apalah. Hari kedua di Cilacap berakhir.
Menanti Sunrise di Pantai Teluk Penyu, Cilacap Jawa Tengah
Hari ketiga (Minggu 22/01) pagi-pagi buta setelah subuh kami sudah siap dengan celana panjang dan baju hangat. Rencananya hari itu kami akan melihat sunrise di pantai Teluk Penyu, 15 menit dari rumah Vita. Udara dingin, suasana yang masih gelap, jalanan yang masih sepi diselingi rintik gerimis menemani kami berenam subuh itu. Dan akhirnya kami sampai, suara debur ombak sangat mendominasi pagi itu mengingat keadaan masih benar-benar sepi. Setelah tidak begitu gelap, kami menuju pantai. Sepi sekali, hanya lampu-lampu kapal yang terlihat dari kejauhan. Menunggu pagi di Teluk Penyu bersama sahabat-sahabat ku itu pengalaman yang sangat berkesan. Meskipun akhirnya sedikit kecewa karena sunrise yang kami tunggu tidak nampak juga akibat mendung yang menggelayut. Tapi it’s ok, hal itu tidak memngurangi kebersamaan kami pagi itu. Semakin lama semakin terang dan orang-orang pun mulai berdatangan. Kami memutuskan untuk pulang setelah sebelumnya membeli bakpao dan molen berbagai rasa untuk megganjal perut.
Sekitar jam 10.00 kami berenam sudah rapi dan siap pergi ke Teluk Penyu lagi. Rencananya kami akan menyeberang naik perahu dari Teluk Penyu ke Pulau Nusa Kambangan. Sebelumnya kami mampir di sebuah kios cinderamata kerang-kerangan milik teman Ibu Vita. Di situ lah kami membeli bermacam pernak-pernik untuk oleh-oleh pulang ke Semarang nantinya. Setelah puas berbelanja, akhirnya kami menuju Pantai setelah sebelumnya solat Dhuhur di sebuah mushola. Kebetulan sekali sewaktu kami sampai di Pantai, ada perahu yang sudah siap berangkat. Dan akhirnya kami naik perahu menuju Nusa Kambangan.

Pantai Pasir Putih Karang Bolong, Nusa Kambangan
Perahunya kecil, dengan kapasitas kurang lebih 10 orang. Tarifnya standar, 10ribu per orang antar-jemput. Agak serem juga naik perahu kecil seperti itu, terasa terombang-ambing di tengah lautan. Air menciprat di mana membuat kami basah. Tapi itu benar-benar menyenangkan. Cukup 10 menit dan kami sampai di Nusa Kambangan. Tujuan kami adalah Pantai Pasir Putih Karang Bolong. Dan untuk mencapai tempat tersebut, kami harus membelah hutan terlebih dahulu. Aku sarankan untuk orang-orang yang mau pergi ke sana, pakai sandal jepit atau alas kaki yang simple dan nyaman Karena jalan berbatu dan licin apabila hujan. 10 menit berjalan melewati hutan akhirnya kami sampai di Pasir Putih. Pantainya sempit, berkaang. Pasirnya putih tapi tidak seperti paantai berpasir putih yang lain seperti Klayar atau Nampu. Menurutku ini lebih tepat disebut pantai pasir campuran karena memang masih ada pasir hitamnya. Tapi whatever lah, pantai apapun itu kudu dinikmati.

Sekitar jam setengah 4 kurang kami memutuskan untuk kembali ke Teluk Penyu. Benar-benar beruntung, sewaktu kita di tempat naik perahu, perahu kami sudah di sana. Langsung kami naik perahu, aku dan Nomer duduk paling depan. Kembali kami merasakan sensasi naik perahu kecil itu. Sayang kami tidak sempat mengabadikan momen tersebut dengan kamera. Takut kecemplung laut. Hehe..

Capek membelah htan membuat perut lapar. Rencananya kami akan menikmati sunset sore nanti dengan menu seafood di restoran-restoran di sekitar pantai. Tapi jarum jam masih menunjukkan pukul 16.00. akhirnya kami memutskan untuk mengganjal perut dengan siomay dan kelapa muda. Yummy juga.

Kepiting Saus Padang, Cumi Asam Manis dan Udang Saus Tiram
Bingung mau ngapain lagi, akhirnya kami Cuma mengobrol menghabiskan waktu. Sampai akhirnya sekitar jam 5 sore kami memutskan untuk ke restoran seafood Yayat. Setelah dapat tempat yang pas, menghadap ke laut, kami mulai memesan. Kepiting saus padang, Udang saus tiram dan cumi saus asam manis kami pesan. Dan benar-benar lezat sekali menikmati seafood di pantai seperti itu. Tapi sayang lagi-lagi kami harus sedikit kecewa karena mendung kembali menghalangi sunset sore itu. Tapi tak apa, momen seperti itu tetap menyenangkan dan mengesankan.

Setelah kenyang akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Tapi sebelumnya kami berjalan-jalan malam di kota yang dikenal dengan sebutan Cilacap Bercahaya itu. Celana basah, muka kusem kena matahari, rambut acak-acakan tetep PD jalan ke pusat perbelanjaan. Ya itulah kami. Setelah cuci mata kami pergi ke pusat oleh-oleh makanan khas Cilacap untuk berbelanja. Setelah itu, kami pulang.
Malam terakhir di Cilacap. Ya, besok kami pulang ke Semarang. Setelah capek bermain seharian, malam itu kami harus packing karena besok akan pulang sepagi mungkin. Setelah itu, kami tepar. Badan rasanya remuk redam. Tapi memang sangat menyenangkan bisa menikmati liburan bersama sahabat-sahabat seperti ini.

Sekitar jam setengah Sembilan pagi (Senin 23/01) kami diantar ke terminal Cilacap untuk pulang. Beda dengan berangkatnya, kami memutuskan untuk naik bis patas menuju Semarang dengan tariff 60.000 rupiah. Selamat tinggal Cilacap, semoga bisa ke sana lagi suatu saat nanti.
Memang bukan liburan yang “wah” dan mahal, tapi bukan itu yang penting. Kami hanya menikmati momen kebersaman seperti itu, meskipun dengan cara yang sangat sederhana. Next Vacation, Bali Island.

Ayo menabung teman!