Ujian berakhir, tapi belum
lega karena nilai belum keluar? Liburan dulu yuk.
Minggu kemarin (Jumat,
20/01), rencana berlibur ke kota Cilacap pun terlaksana. Aku, Ria, Novita
Merdiana (yang kemudian dipanggil Nomer), Latif dan Dewi Masithoh (Ithoh)
memang telah merencanakan untuk menikmati beberapa hari dari libur semester ini
di Cilacap. Tujuan kami ke sana yaitu ke rumah Vita, salah satu teman kuliah. Meskipun
sebenarnya ada maksud-maksud lain yang terselubung. Hehehe.
Jam 06.00 aku siap berangkat
dari Solo menuju Semarang, karena kami sudah janjian untuk berangkat bareng
naik Shuttle dari Semarang. Perjalanan Solo-Semarang sekitar 2 jam, diantar
pacar. Hehe. Sampai di kosan sekitar jam 08.00 langsung packing ndadak. Kudu
buru-buru soalnya Shuttle berangkat jam 10.00. Satu jam packing dan voila, satu
tas gendong sama satu handbag yang penuh sesak siap dibawa menuju rumah Vita.
Sekitar jam 09.30 aku dan Ria
berangkat ke Kaliwiru, tempat nunggu Shuttle. Sedangkan ketiga temanku yang
lain, Nomer, Latif dan Ithoh berangkat dari pos Shuttle di daerah dr.Cipto. Setelah
hampir satu jam menunggu, akhirnya Shuttle bertiket 62.500 rupiah itu pun
datang. Siap capcus Cilacap.
Semarang, Ambarawa,
Temanggung, Magelang, Purworejo. Sudah 3 jam lebih perjalanan dan akhirnya
Shuttle istirahat di Kutoarjo. Waktu itu kira-kira jam 14.20. Kami langsung
sholat duhur sekaligus jamak Ashar karena takut nanti tidak sempat. Karena
istirahat Shuttle Cuma sebentar, kira-kira 20 menit kami memutuskan hanya
membeli Pop Mie untuk mengganjal perut. Kasihan si Latif, dia mabok dan nggak
mau makan. Setelah cukup kenyang, Shuttle berangkat lagi, baru setengah jalan
menuju Cilacap. Perjalanan yang jauh, tapi menyenangkan.
Kebumen, Banyumas dan entah
kota-kota kecil yang aku sendiri lupa namanya sudah terlewati. Dan rasanya
benar-benar lega sekali setelah melihat gapura besar bertuliskan “Selamat
Datang di Kota Cilacap”. Alhamdulillah, akhirnya kami sampai. Sekitar jam 05.30
kita sudah bias beristirahat di rumah Vita. Dan sisa hari itu kami habiskan
untuk mengobrol dan segera tidur, mempersiapkan stamina untuk hari berikutnya.
Sabtu (21/01) sekitar jam
09.00 kami berdelapan (ditambah Vita, Mbak Veni dan Mbak Muti) siap berangkat
menuju tempat wisata pertama, Pantai Pangandaran. Sudah tersedia 4 motor untuk
perjalanan ke Panai yang letaknya di Ciamis itu. Ria dan Latif, Ithoh dan
Nomer, aku dan Vita dan terakhir mbak Veni dan mbak Muti sebagai penunjuk
jalan. Siap berangkaaaat.
Perjalanan ke Pangandaran
benar-benar melelahkan. 3 jam perjalanan dengan jalan yang berbatu dan
berbelok-belok. Rasanya pantat ini pegal sekali. Tapi rasanya kembali
bersemangat setelah memasuki Kota Ciamis, Jawa Barat. Sayang seribu sayang
semangat itu terganggu karena ban motor yang aku naiki dengan Vita bocor.
Untung saja TKP tidak jauh dari tempat tambal ban. Perjalanan tertunda kurang
lebih setengah jam.
![]() |
Pantai Pangandaran, Ciamis Jawa Barat |
Persis 3 jam perjalanan dan
akhirnya, kami sampai di Pantai Pangandaran. Melihat pantai yang landai dengan
ombak yang berdebur seakan mengobati keletihan akibat perjalanan. Langsung kami
turun ke pantai. Bermain ombak, bermain pasir meskipun saat itu matahari
benar-benar di atas kepala. Jepret sana jepret sini. Kami pun mengabadikan
moment itu dengan berbagai gaya. Pantai ini luas sekali, landai. Tapi sayang
pasirnya hitam, aku sendiri lebih senang dengan pantai berpasir putih. Tapi
yang namanya pantai tetap saja menyenangkan untuk didatangi.
Puas bermain-main dan membeli
kelapa muda di pinggir pantai, kami memutuskan untuk meninggalkan pantai itu.
Sebenarnya kami berencana untuk pergi ke Green Canyon yang hanya sekitar lima
belas menit dari Pangandaran. Tapi niat itu terpaksa kami urungkan karena
pertimbangan faktor cuaca dan sulitnya medan yang harus kami tempuh untuk
pulang nantinya. Sekitar jam 3 sore pun kita pulang. 3 jam kemudian kami sudah
sampai di rumah Vita lagi, setelah sebelumnya sempat salah jalan karena
mendahului sang penunjuk jalan. Tapi tak apalah. Hari kedua di Cilacap
berakhir.
![]() |
Menanti Sunrise di Pantai Teluk Penyu, Cilacap Jawa Tengah |
Hari ketiga (Minggu 22/01)
pagi-pagi buta setelah subuh kami sudah siap dengan celana panjang dan baju
hangat. Rencananya hari itu kami akan melihat sunrise di pantai Teluk Penyu, 15
menit dari rumah Vita. Udara dingin, suasana yang masih gelap, jalanan yang
masih sepi diselingi rintik gerimis menemani kami berenam subuh itu. Dan
akhirnya kami sampai, suara debur ombak sangat mendominasi pagi itu mengingat
keadaan masih benar-benar sepi. Setelah tidak begitu gelap, kami menuju pantai.
Sepi sekali, hanya lampu-lampu kapal yang terlihat dari kejauhan. Menunggu pagi
di Teluk Penyu bersama sahabat-sahabat ku itu pengalaman yang sangat berkesan.
Meskipun akhirnya sedikit kecewa karena sunrise yang kami tunggu tidak nampak
juga akibat mendung yang menggelayut. Tapi it’s ok, hal itu tidak memngurangi
kebersamaan kami pagi itu. Semakin lama semakin terang dan orang-orang pun
mulai berdatangan. Kami memutuskan untuk pulang setelah sebelumnya membeli
bakpao dan molen berbagai rasa untuk megganjal perut.
Sekitar jam 10.00 kami
berenam sudah rapi dan siap pergi ke Teluk Penyu lagi. Rencananya kami akan
menyeberang naik perahu dari Teluk Penyu ke Pulau Nusa Kambangan. Sebelumnya
kami mampir di sebuah kios cinderamata kerang-kerangan milik teman Ibu Vita. Di
situ lah kami membeli bermacam pernak-pernik untuk oleh-oleh pulang ke Semarang
nantinya. Setelah puas berbelanja, akhirnya kami menuju Pantai setelah
sebelumnya solat Dhuhur di sebuah mushola. Kebetulan sekali sewaktu kami sampai
di Pantai, ada perahu yang sudah siap berangkat. Dan akhirnya kami naik perahu menuju
Nusa Kambangan.
![]() |
Pantai Pasir Putih Karang Bolong, Nusa Kambangan |
Perahunya kecil, dengan
kapasitas kurang lebih 10 orang. Tarifnya standar, 10ribu per orang
antar-jemput. Agak serem juga naik perahu kecil seperti itu, terasa
terombang-ambing di tengah lautan. Air menciprat di mana membuat kami basah.
Tapi itu benar-benar menyenangkan. Cukup 10 menit dan kami sampai di Nusa
Kambangan. Tujuan kami adalah Pantai Pasir Putih Karang Bolong. Dan untuk
mencapai tempat tersebut, kami harus membelah hutan terlebih dahulu. Aku
sarankan untuk orang-orang yang mau pergi ke sana, pakai sandal jepit atau alas
kaki yang simple dan nyaman Karena jalan berbatu dan licin apabila hujan. 10
menit berjalan melewati hutan akhirnya kami sampai di Pasir Putih. Pantainya
sempit, berkaang. Pasirnya putih tapi tidak seperti paantai berpasir putih yang
lain seperti Klayar atau Nampu. Menurutku ini lebih tepat disebut pantai pasir
campuran karena memang masih ada pasir hitamnya. Tapi whatever lah, pantai
apapun itu kudu dinikmati.
Sekitar jam setengah 4 kurang
kami memutuskan untuk kembali ke Teluk Penyu. Benar-benar beruntung, sewaktu
kita di tempat naik perahu, perahu kami sudah di sana. Langsung kami naik
perahu, aku dan Nomer duduk paling depan. Kembali kami merasakan sensasi naik
perahu kecil itu. Sayang kami tidak sempat mengabadikan momen tersebut dengan
kamera. Takut kecemplung laut. Hehe..
Capek membelah htan membuat
perut lapar. Rencananya kami akan menikmati sunset sore nanti dengan menu
seafood di restoran-restoran di sekitar pantai. Tapi jarum jam masih
menunjukkan pukul 16.00. akhirnya kami memutskan untuk mengganjal perut dengan
siomay dan kelapa muda. Yummy juga.
![]() |
Kepiting Saus Padang, Cumi Asam Manis dan Udang Saus Tiram |
Bingung mau ngapain lagi,
akhirnya kami Cuma mengobrol menghabiskan waktu. Sampai akhirnya sekitar jam 5
sore kami memutskan untuk ke restoran seafood Yayat. Setelah dapat tempat yang
pas, menghadap ke laut, kami mulai memesan. Kepiting saus padang, Udang saus
tiram dan cumi saus asam manis kami pesan. Dan benar-benar lezat sekali
menikmati seafood di pantai seperti itu. Tapi sayang lagi-lagi kami harus
sedikit kecewa karena mendung kembali menghalangi sunset sore itu. Tapi tak apa,
momen seperti itu tetap menyenangkan dan mengesankan.
Setelah kenyang akhirnya kami
memutuskan untuk pulang. Tapi sebelumnya kami berjalan-jalan malam di kota yang
dikenal dengan sebutan Cilacap Bercahaya itu. Celana basah, muka kusem kena
matahari, rambut acak-acakan tetep PD jalan ke pusat perbelanjaan. Ya itulah
kami. Setelah cuci mata kami pergi ke pusat oleh-oleh makanan khas Cilacap
untuk berbelanja. Setelah itu, kami pulang.
Malam terakhir di Cilacap.
Ya, besok kami pulang ke Semarang. Setelah capek bermain seharian, malam itu
kami harus packing karena besok akan pulang sepagi mungkin. Setelah itu, kami
tepar. Badan rasanya remuk redam. Tapi memang sangat menyenangkan bisa menikmati
liburan bersama sahabat-sahabat seperti ini.
Sekitar jam setengah Sembilan
pagi (Senin 23/01) kami diantar ke terminal Cilacap untuk pulang. Beda dengan
berangkatnya, kami memutuskan untuk naik bis patas menuju Semarang dengan
tariff 60.000 rupiah. Selamat tinggal Cilacap, semoga bisa ke sana lagi suatu
saat nanti.
Memang bukan liburan yang “wah”
dan mahal, tapi bukan itu yang penting. Kami hanya menikmati momen kebersaman
seperti itu, meskipun dengan cara yang sangat sederhana. Next Vacation, Bali Island.
Ayo menabung teman!