DIET PADA GALAKTOSEMIA
Galaktosemia
merupakan kelainan dimana tubuh tidak mampu memetabolisme galaktosa. Hal ini
disebabkan oleh adanya defisiensi enzim galactose-1-phosphate
uridyl transferase yang berperan mengubah galaktosa menjadi glukosa untuk
kemudian digunakan sebagai energy. Galaktosa yang tidak dapat dimetabolisme
tersebut akan terakumulasi dalam darah dan dan menimbulkan beberapa masalah
kesehatan seperti mual, muntah, diare, jaundice, pembengkakan hati, katarak, kerentanan
terhadap infeksi, retardasi mental, gangguan dalam proses pembekuan darah, hipoglikemi
atau bahkan kerusakan organ lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan
yang tepat, salah satunya yaitu pengaturan diet yang sesuai.
Hal
yang perlu diperhatikan pada diet untuk galaktosemia adalah asupan galaktosa
dari makanan. Salah satu sumber galaktosa yaitu susu dan juga hasil olahannya
seperti keju, yoghurt, butter, cream, dan produk-produk lain yang mengandung
susu. Karena makanan yang tidak boleh diberikan pada penderita galaktosemia
merupakan makanan sumber protein dan
kalsium,maka perlu dilakukan modifikasi diet untuk tetap memenuhi asupan
protein dan kalsium sesuai dengan kebutuhan.
Untuk
memenuhi kebutuhan protein, penderita galaktosemia masih dapat mengonsumsi
pangan hewani selain susu seperti daging sapi, daging unggas dan juga telur.
Susu kedelai juga dapat diberikan sebagai substitusi susu sapi, baik untuk
memenuhi kecukupan protein maupun kalsium. Selain itu, kebutuhan kalsium juga
dapat diperoleh dari sumber makanan nabati yaitu sayuran hijau seperti brokoli
dan juga olahan kacang kedelai lainnya. Namun apabila asupan kalsium dari
sumber-sumber tersebut belum mencukupi, dapat diberikan suplementasi kalsium.
Akan tetapi, tentu saja hal tersebut perlu pertimbangan lebih lanjut sehingga
pemenuhan kebutuhan kalsium dari makanan masih merupakan penyelesaian yang
paling utama.
Zat
gizi lain yang perlu diperhatikan adalah vitamin yang dapat diperoleh dari buah
dan sayuran. Vitamin tersebut dapat membantu menjaga daya tahan tubuh terhadap
infeksi, mengingat penderita galaktosemia rentan terhadap nfeksi. Sehingga
kecukupan vitamin perlu diperhatikan. Selain itu, untuk masalah muntah dan
diare pada penderita galaktosemia, harus diberikan cairan dan juga elektrolit
yang cukup untuk menghindari terjadinya dehidrasi.
Keberhasilan
pengaturan diet untuk penderita galaktosemia tentu saja sangat dipengaruhi oleh
peran keluarga. Sehingga perlu dilakukan edukasi gizi mengenai galaktosemia
serta dietnya tidak hanya untuk penderita namun juga kepada keluarga, terutama ibu. Hal itu
dikarenakan ibu merupakan orang yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan gizi
keluarga. Ibu harus pandai-pandai mengontrol makanan yang akan dikonsumsi anak,
baik makanan yang dimasak sendiri maupun makanan yang dibeli dalam bentuk siap
makan. Perlu ketelitian dalam membaca
food label dan komposisi dalam setiap produk makanan.
Pengaturan
diet yang tepat dapat mengurangi tanda dan gejala yang ditimbulkan
galaktosemia, serta dapat menghindarkan penderita dari komplikasi penyakit yang
mungkin akan muncul.
Sumber: