Selasa, 10 Januari 2012

Indeks Massa Tubuh, Ukur Sendiri Status Gizimu

Pengen tahu status gizimu? Apakah kamu terlalu kurus, normal, terlalu gemuk, atau malah obesitas? Semua itu bisa terjawab dengan cara mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT sendiri merupakan salah satu pengukuran antropometri untuk mengetahui status gizi seseorang, yaitu sebagai perbandingan antara berat badan dalam kg dengan kuadrat tinggi badan dalam m. IMT dirumuskan sbb:

IMT =   BB(kg)  
           TB2(m)

Dari hasil perhitungan IMT tersebut, dikelompokkan menjadi 4 kategori status gizi, yaitu:
IMT
KATEGORI
<18
Underweight (gizi kurang)
18-22.9
Normal
23-25
Overweight (gizi lebih)
>25
Obese (Obesitas)
Nah, udah tahu kan caranya. Ayo hitung IMT mu dan ketahui status gizimu sendiri.







galaktosemia, hindari susu!


DIET PADA GALAKTOSEMIA
 Galaktosemia merupakan kelainan dimana tubuh tidak mampu memetabolisme galaktosa. Hal ini disebabkan oleh adanya defisiensi enzim galactose-1-phosphate uridyl transferase yang berperan mengubah galaktosa menjadi glukosa untuk kemudian digunakan sebagai energy. Galaktosa yang tidak dapat dimetabolisme tersebut akan terakumulasi dalam darah dan dan menimbulkan beberapa masalah kesehatan seperti mual, muntah, diare, jaundice, pembengkakan hati, katarak, kerentanan terhadap infeksi, retardasi mental, gangguan dalam proses pembekuan darah, hipoglikemi atau bahkan kerusakan organ lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan yang tepat, salah satunya yaitu pengaturan diet yang sesuai.
Hal yang perlu diperhatikan pada diet untuk galaktosemia adalah asupan galaktosa dari makanan. Salah satu sumber galaktosa yaitu susu dan juga hasil olahannya seperti keju, yoghurt, butter, cream, dan produk-produk lain yang mengandung susu. Karena makanan yang tidak boleh diberikan pada penderita galaktosemia merupakan makanan sumber  protein dan kalsium,maka perlu dilakukan modifikasi diet untuk tetap memenuhi asupan protein dan kalsium sesuai dengan kebutuhan.
Untuk memenuhi kebutuhan protein, penderita galaktosemia masih dapat mengonsumsi pangan hewani selain susu seperti daging sapi, daging unggas dan juga telur. Susu kedelai juga dapat diberikan sebagai substitusi susu sapi, baik untuk memenuhi kecukupan protein maupun kalsium. Selain itu, kebutuhan kalsium juga dapat diperoleh dari sumber makanan nabati yaitu sayuran hijau seperti brokoli dan juga olahan kacang kedelai lainnya. Namun apabila asupan kalsium dari sumber-sumber tersebut belum mencukupi, dapat diberikan suplementasi kalsium. Akan tetapi, tentu saja hal tersebut perlu pertimbangan lebih lanjut sehingga pemenuhan kebutuhan kalsium dari makanan masih merupakan penyelesaian yang paling utama.
Zat gizi lain yang perlu diperhatikan adalah vitamin yang dapat diperoleh dari buah dan sayuran. Vitamin tersebut dapat membantu menjaga daya tahan tubuh terhadap infeksi, mengingat penderita galaktosemia rentan terhadap nfeksi. Sehingga kecukupan vitamin perlu diperhatikan. Selain itu, untuk masalah muntah dan diare pada penderita galaktosemia, harus diberikan cairan dan juga elektrolit yang cukup untuk menghindari terjadinya dehidrasi.
Keberhasilan pengaturan diet untuk penderita galaktosemia tentu saja sangat dipengaruhi oleh peran keluarga. Sehingga perlu dilakukan edukasi gizi mengenai galaktosemia serta dietnya tidak hanya untuk penderita namun juga  kepada keluarga, terutama ibu. Hal itu dikarenakan ibu merupakan orang yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan gizi keluarga. Ibu harus pandai-pandai mengontrol makanan yang akan dikonsumsi anak, baik makanan yang dimasak sendiri maupun makanan yang dibeli dalam bentuk siap makan. Perlu ketelitian dalam membaca food label dan komposisi dalam setiap produk makanan.
Pengaturan diet yang tepat dapat mengurangi tanda dan gejala yang ditimbulkan galaktosemia, serta dapat menghindarkan penderita dari komplikasi penyakit yang mungkin akan muncul.


Sumber: